Poto: Pemerintah Desa Tanahbaru bersama petani dan di dampingi BPP-PPL pertanian Pakisjaya usai berburu/gropyokan hama tikus.
Syamsudin, kepala Desa Tanahbaru. mengatakan, dilaksanakannya gropyokan ini sebagai salah satu langkah dalam membasmi hama tikus yang dapat merusak tanaman padi. Sehingga populasi tikus bisa terkendali serta tanaman padi dapat terlindung dari ancaman gagal panen.
Poto : Syamsudin, kades Tanahbaru saat berburu/gropyokan hama tikus di area pertanian Desa Tanahbaru.
"Harapan saya nanti agar semua petani di Desa Tanahbaru bisa serentak untuk penanaman ke depannya, yang dimana nanti tidak ada hama lagi di wilayah Desa Tanahbaru," ujarnya.
Selain itu, tambah dia, guna memaksimalkan pengendalian hama tikus, ke depannya gropyokan hama tikus ini akan terus digencarkan bersama Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Pakisjaya, para petani dan masyarakat setempat.
"Ya, gropyokan yang dilaksanakan ini dengan cara manual. Disamping itu, untuk membasmi hama tikus, kita juga sudah bekerjasama dengan BPP Pertanian Pakisjaya untuk melaksanakan pengemposan dari belerang, jadi harapannya nanti supaya hama tikus disini bisa teratasi," tambah dia.
Poto : H. Tanu Miharja Sekretaris Desa Tanahbaru (kiri) dan Ketua IP Pakisjaya Syamsudin /dagul. saat menghitung hasil gropyokan
Sementara itu, H. Tanu Miharja, selaku Sekretaris Desa (Sekdes) menambahkan, gropyokan atau berburu ini dilakukan oleh aparatur desa, para petani atau kelompok tani, BPD, LPM, RT/RW setempat, serta masyarakat secara bergotong-royong dan di bantu juga oleh Para Penyuluh Pertanian (BPP) Pakisjaya.
Dengan cara tikus-tikus tersebut diburu secara langsung pada setiap lubang yang terindikasi sarang tikus. Kemudian langsung memukul tikus-tikus yang keluar dari tempat persembunyiannya dengan menggunakan alat yang telah disiapkan. Karena dengan metode gropyokan ini dinilai efektif dalam membasmi ratusan bahkan ribuan hama tikus.
"Gropyokan ini sebagai langkah awal, artinya kalau dibiarkan saja siklus kehidupan tikus itu cukup cepat, kalau tidak kita cegah peningkatan jumlah populasinya bisa membahayakan. Hasil dari gropyokan ini kami telah mendapatkan hama tikus kurang lebih sebanyak 800 ekor tikus," ungkapnya.
Dia berharap, melalui gropyokan ini ke depannya dapat mengurangi jumlah populasi hama tikus yang berada di area pesawahan serta diharapkan hasil panen padi dapat meningkat dari sebelumnya yang mengalami penurunan hasil panen akibat serangan hama tikus.
"Harapan ke depannya pertama kami berharap kepada rekan-rekan petani, pola tanamnya harus serentak. Kedua dengan gropyokan ini, mudah-mudahan kita bisa mengendalikan serangan hama tikus di musim tanam yang akan datang," harapnya.
Poto : Arif Kurnia, Penyuluhan Pertanian/BPP Pakisjaya (kiri) di dampingi Abdulloh Ketua BPD Desa Tanahbaru dan Syamsudin Kades Tanahbaru.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Desa Tanahbaru, (BPP) Pakisjaya, Arif Kurnia. menambahkan, "Kegiatan gropyokan tikus yaang di laksanakan Pemdes Tanahbaru bersama para petani selain memiliki tujuan utama dalam membasmi hama tikus juga memiliki kebermanfaatan lainlainnya.
Kearifan lokal ini menumbuhkan sikap gotong royong antar para petani dan sebagai ajang silaturahmi. Kegiatan ini juga memang tergolong tradisional dan kuno namun seringkali lebih bersifat efektif, sederhana, murah serta ramah akan lingkungan."terangnya.
Pelaksanaan kegiatan gropyokan oleh Pemerintah Desa Tanahbaru dan para petani ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti kayu,bambu, cangkul, besi dan lainnya tanpa menggunakan senyawa kimia seperti pestisida.
Kegiatan gropyokan ini juga sangat mengandalkan kekompakan dari para petani. kegiatan gropyokan tikus memiliki dimensi moral karena pelaksanannya tidak dapat dilakukan secara individu sehingga gaya hidup gotongroyong dan tolong-menolong tergambar dalam etika kearifan lokal petani dalam pemberantasan tikus metode ini."papar Arif.
Lebih lanjut Arif Kurnia, mengatakan. "Untuk itu dapat disimpulkan bahwa pengendalian tikus sawah dengan kearifan lokal dapat dilakukan dengan kegiatan gropyokan tikus untuk mengendalikan dampak serangan hama tikus sehingga produktivitas tanaman padi dapat meningkat serta menghindarkan petani maupun masyarakat sekitar persawahan dari tertular penyakit yang dibawa oleh tikus. Melalui kegiatan ini, tercermin kearifan budaya lokal tradisional yang murah, mudah, sederhana, ramah lingkungan dan mempererat silaturahim antar para petani.
melalui program pemerintah kabupaten, kecamatan dan BPP Pertanian Pakisjaya ini tentunya kami selaku PPL Desa Tanahbaru, kecamatan Pakisjaya sangat antusias dan mendukung sekali. dalam kegiatan ini, kami bersama semua unsur pemerintah Desa Tanahbaru, mulai dari kepala Desa, perangkat desa, RT, Linmas,BPD, LPM, P3A, Gapoktan, Kelompok Tani dan Masyarakat.
Harapan kami kedepan pemerintah tingkat kecamatan hingga daerah terus konsisten mendukung program-program dalam pengendalian hama tikus ini.
Dan Sejauh ini Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Pakisjaya, sudah berinovasi dengan menggalakkan kepada para petani untuk membuat rumah burung hantu. Untuk potensi burung hantu itu sendiri di kecamatan Pakisjaya cukup lumayan ada, sehingga kita butuh menyediakan rumah burung hantunya di setiap titik-titik tertentu persawahan. harapan nya agar burung hantu nanti nya menjadi musuh alami bagi hama-hama tikus itu sendiri."pungkasnya. (Jimmy).
إرسال تعليق